Lumpy Skin Disease (LSD), yang juga disebut Pseudo-urticaria, Neethling virus disease, exanthema nodularis Bovis, knopvelsiekte merupakan penyakit pada sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus pox dengan penularan utama Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).
Penyakit ini dapat menginfeksi sapi dan kerbau serta mempunyai dampak ekonomi bagi peternak. Masa inkubasi berkisar 2 hingga 5 minggu, namun secara percobaan demam muncul 6-9 hari pasca inokulasi dan nodul muncul antara 4 hingga 20 hari pasca inokulasi. Sehingga OIE menetapkan masa inkubasi LSD adalah 28 hari.
Gejala
Gejala klinis yang ditimbulkan akibat infeksi virus LSD antara lain demam mencapai 41,5°C, tidak nafsu makan dan penurunan produksi susu, ingusan, konjungtivitis, hipersalivasi, depresi dan pembengkakan limfoglandula yaitu Lgl. subscapularis dan Lgl. prefemoral, dan terdapat nodul pada kulit yang berbatas, jelas dan menonjol di bawah kulit atau di bawah otot dengan diameter antara 2-5 cm. Umumnya nodul terdapat di daerah kepala, leher, punggung, abdomen, ekor dan bagian daerah genital. Nodul ini akan nekrosis dan menyebabkan sitfast yaitu meninggalkan lubang yang dalam.
Cara Mengatasi
Hingga saat ini belum ada pengbobatan khusus terhadap LSD. Pengobatan untuk LSD bersifat symptomatik untuk mengobati gejala klinis yang muncul dan suportif untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak terinfeksi seperti pemberian injeksi USFA B Complex, antibiotik, PRODIN dan lakukan desinfeksi kandang dengan FORMAC atau USFADES
Informasi Vaksinasi
Pencegahan secara spesifik dilakukan dengan vaksinasi. Sebagian besar vaksin LSD adalah live attenuated, namun juga tersedia dalam bentuk inaktif. Vaksinasi untuk daerah bebas LSD seperti Indonesia tidak dilakukan. Kewaspadaan terhadap penyakit LSD di Indonesia perlu ditingkatkan dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit, memperketat pemeriksaan lalu lintas hewan, dan meningkatkan kapasitas pengujian dan diagnosis penyakit LSD.
Daftar Pustaka :
Bbvetwates Ditjenpkh Pertanian, http://bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id/informasi/berita-terkini/lumpy-skin-disease-ancaman-baru-sapi-dan-kerbau-indonesia, diakses 16 Februari 2023
Neamat-Allah, Ahmed NF. “Immunological, hematological, biochemical, and histopathological studies on cows naturally infected with lumpy skin disease.” Veterinary world 8.9 (2015): 1131.
Sendow, Indrawati, et al. “Lumpy Skin Disease: Ancaman Penyakit Emerging Bagi Kesehatan Ternak Sapi Di Indonesia.” WARTAZOA. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences 31.2 (2021): 85-96.
Yadav, S. K. 2020. Lumpy skin disease (LSD). Technical Bulletin Central Veterinary Laboratory (CVL), 2020:Vol 1(1).