0857-4832-5338
TERNAK SEHAT, UNTUNG MENINGKAT
info@ptusfavetfarma.co.id

Mengenal Penyakit LSD (Lumpy Skin Disease)

Lumpy  Skin  Disease  (LSD),  yang  juga  disebut Pseudo-urticaria,  Neethling  virus  disease, exanthema nodularis  Bovis,  knopvelsiekte  merupakan  penyakit pada  sapi dan kerbau yang disebabkan  oleh virus  pox  dengan  penularan  utama Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys spHaematopota sppHematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).

Penyakit   ini dapat menginfeksi sapi dan kerbau serta mempunyai  dampak ekonomi  bagi  peternak. Masa inkubasi berkisar 2 hingga  5 minggu,  namun secara  percobaan demam  muncul  6-9  hari  pasca  inokulasi  dan  nodul  muncul    antara  4  hingga  20  hari  pasca  inokulasi. Sehingga OIE menetapkan masa  inkubasi LSD adalah 28 hari.

Gejala

Gejala klinis yang ditimbulkan akibat infeksi virus LSD antara lain demam mencapai 41,5°C, tidak  nafsu  makan  dan  penurunan  produksi  susu,  ingusan,  konjungtivitis,  hipersalivasi,  depresi  dan pembengkakan limfoglandula yaitu Lgl.  subscapularis dan Lgl. prefemoral, dan terdapat nodul pada kulit yang berbatas,  jelas  dan  menonjol  di  bawah  kulit  atau  di bawah otot dengan diameter antara 2-5 cm. Umumnya nodul  terdapat  di  daerah  kepala,  leher,  punggung, abdomen,  ekor  dan  bagian  daerah  genital.  Nodul ini akan  nekrosis  dan  menyebabkan  sitfast  yaitu meninggalkan lubang yang dalam.

Sapi terinfeksi LSD di Morang, Nepal. (Sumber: Yadav, 2020)

Cara Mengatasi

Hingga saat ini belum ada pengbobatan khusus terhadap LSD. Pengobatan untuk LSD bersifat symptomatik untuk mengobati gejala klinis yang muncul dan suportif untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak terinfeksi seperti pemberian injeksi USFA B Complex, antibiotik, PRODIN dan lakukan desinfeksi kandang dengan FORMAC atau USFADES

Informasi Vaksinasi

Pencegahan secara spesifik dilakukan dengan vaksinasi. Sebagian besar vaksin LSD adalah  live attenuated, namun juga tersedia dalam bentuk inaktif. Vaksinasi untuk daerah bebas LSD seperti Indonesia tidak dilakukan. Kewaspadaan terhadap penyakit LSD di Indonesia perlu ditingkatkan dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit, memperketat pemeriksaan lalu lintas hewan, dan meningkatkan kapasitas pengujian dan diagnosis penyakit LSD.

Daftar Pustaka :

Bbvetwates Ditjenpkh Pertanian, http://bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id/informasi/berita-terkini/lumpy-skin-disease-ancaman-baru-sapi-dan-kerbau-indonesia, diakses 16 Februari 2023

Neamat-Allah, Ahmed NF. “Immunological, hematological, biochemical, and histopathological studies on cows naturally infected with lumpy skin disease.” Veterinary world 8.9 (2015): 1131.

Sendow, Indrawati, et al. “Lumpy Skin Disease: Ancaman Penyakit Emerging Bagi Kesehatan Ternak Sapi Di Indonesia.” WARTAZOA. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences 31.2 (2021): 85-96.

Yadav, S. K. 2020. Lumpy skin disease (LSD). Technical Bulletin Central Veterinary Laboratory (CVL), 2020:Vol 1(1).

KONSULTASI
GRATIS
Layanan Pelanggan
Sapa
Sales USFA